BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »

Wednesday, August 5, 2009

Perunggu Naik Takhta

Suasana Malam kini kembali bersahabat, kata hati yang harus terpenuhi akan aku turuti bersama hembus angin lautan, desau suara sumbang, bersama semua kenangan manis yang pernah kita lewati berbareng. Serta bersama langkah kaki… berlari hingga tiba di pesisir pantai, lalu menari bersama rembulan, meninggalkan benak hitamku dengan tetes air mata yang jatuh mengering tersirap ke dasar bumi. Aku berteriak … menggigil … berlari … terjatuh … menari … dengan semua harapan baru, harapan untuk meraih ketulusan hati. Harapan itu tiada akan pernah hilang, dan takkan musnah seperti api unggun di hadapanku yang suatu saat akan hilang dari permukaan bumi, meninggalkan jejak arang menghitam untuk kemudian menjadi debu dan terbang tertiup badai. Punah sudah segala rasa ragu di jiwa, sambut aku dengan jalan bertabur bunga dihatimu, dan wewangian kasihmu takkan luntur memandikan jasadku, semerbak ia membuai sukmaku. Dalam sejurus rasa kodrati, tunggu aku di hatimu, biarkan namaku terukir dengan tinta emas di dalam sana. meskipun aku berupa perunggu, tapi cinta emasmu menyepuh dan mengubah hatiku menjadi emas bertahta. Aku sangat menyayangi kamu.

0 comments: