BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »

Wednesday, August 5, 2009

Hadirlah Pesona

Wahai pengisi bejana sukmaku, kecupan lembut bibirmu masih terasa lekat di wajahku, meski lewat ibu jarimu yang kau beri, tapi aku anggap itu sebagai curahan kalbu dari hati seorang bijaksana yang telah sudi tuk memahami dan menyambut genderang cinta yang bertabuh gemuruh dalam hati kita berdua.
Desiran tulus hatimu kurasa lewat lembut jemari tanganmu yang sedingin salju dan akan segera mencair tatkala bersambut hangatnya jemariku. Ketakutan dan kegelisahan jiwa terasa dari menggigil tubuhmu, pancaran kasih sayang terlukis dari binar matamu, bilur-bilur kasih di urat nadiku memacu darah panasku, ciptakan sebuah kehangatan yang kita rasakan. Menggigil tubuhku merapat di pangkuan kasihmu, kusandarkan kepalaku tuk dengarkan detak jantungmu yang seirama dengan tarikan nafasku. Sungguh semua tak ingin aku sudahi, damai hatiku dalam pelukanmu, harap ini janganlah usai, dan takkan terulang untuk yang lain. Aku yang kini memiliki hatimu, kau yang mengisi udara untuk nafasku.
Dengan segenap kemampuan yang ada, kutengadahkan wajahku untuk nikmati tatapan sejuk sepasang mata indahmu, kini kumiliki senyum manismu, dihiasi geraian sutera kilau rambutmu.
Wahai pengukir kisah hatiku, tak perlu lagi aku kabarkan pada semua, karena mereka tidak akan pernah tahu, rasa yang ada dalam hati kita takkan terpisah walau setebal tembok Berlin. Sekarang kumiliki hati dan cintamu, suatu saat nanti akan kumiliki kamu seutuhnya. Dengar .. dengarlah wahai kabut senja, lihat .. lihatlah wahai pelindung malam, Wahai hawa dingin alam gelap, Aku yang terduduk berdua disini menantang hantaman desir tusukan beku, saling ucapkan rasa sayang yang dimiliki, lalu ku kecup lembut ibu jari tanganku, tuk sentuhkannya di kening, dan mungil merah bibirmu.

0 comments: